Pengertian
Keratoakantoma adalah tumor kulit jinak yang berbentuk benjolan bulat dan keras, biasanya berwarna seperti daging dengan bagian tengah menyerupai kawah berisi bahan lengket. Benjolan ini umumnya muncul secara tiba-tiba dan dapat tumbuh dengan cepat dalam beberapa minggu. Walau tergolong jinak, keratoakantoma memiliki kemiripan dengan kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa, sehingga pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat.
Faktor Penyebab
1. Paparan Sinar Matahari
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari diduga menjadi penyebab utama munculnya keratoakantoma. Kondisi ini lebih sering terjadi pada area kulit yang sering terkena sinar matahari seperti wajah, tangan, dan lengan.
2. Pertumbuhan dari Akar Rambut
Keratoakantoma diyakini berasal dari folikel atau akar rambut, sehingga hanya tumbuh di area kulit yang memiliki rambut. Hal ini menjelaskan mengapa bagian tubuh tanpa rambut jarang mengalami kondisi ini.
3. Cedera pada Kulit
Cedera ringan pada kulit dapat menjadi pemicu munculnya keratoakantoma. Luka kecil atau goresan bisa merangsang pertumbuhan sel kulit secara abnormal yang akhirnya berkembang menjadi benjolan.
4. Ciri-Ciri Awal
Pada awalnya, keratoakantoma muncul sebagai beruntusan atau bisul kecil dengan bagian tengah yang keras. Dalam waktu singkat, benjolan tersebut membesar menjadi bulat, keras, dan berwarna seperti daging, dengan bagian tengah seperti kawah yang berisi bahan lengket.
Baca Juga : Rapid Test untuk HIV
Pengobatan
Keratoakantoma dapat diobati dengan berbagai metode medis tergantung ukuran dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa pilihan pengobatannya:
1. Pembekuan (Krioterapi)
Keratoakantoma yang berukuran kecil dapat diobati dengan metode pembekuan menggunakan larutan nitrogen cair, baik disemprotkan langsung atau dioleskan dengan kapas. Setelah prosedur ini, area kulit akan mengalami pembengkakan dan membentuk keropeng yang biasanya sembuh dalam waktu sekitar dua minggu.
2. Kuretase dan Kauterisasi
Untuk kasus keratoakantoma yang lebih tebal, dokter dapat melakukan kuretase dan kauterisasi, yaitu pengangkatan jaringan menggunakan alat kuret diikuti pembakaran ringan untuk menghentikan perdarahan. Luka biasanya sembuh dalam tiga minggu dengan bekas luka minimal.
3. Eksisi (Pembedahan)
Metode eksisi dilakukan dengan menyayat benjolan membentuk elips dan menjahit area tersebut. Jahitan biasanya dilepas setelah satu minggu, meninggalkan bekas luka berbentuk garis yang umumnya tidak mengganggu penampilan.
4. Radioterapi
Untuk keratoakantoma berukuran besar atau yang sulit dioperasi, radioterapi bisa menjadi pilihan. Penyinaran dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit, dan proses penyembuhan berlangsung dalam beberapa minggu setelah terapi.
5. Terapi Obat Antineoplasma
Pada beberapa kasus, dokter dapat memberikan obat antineoplasma untuk membantu menghentikan pertumbuhan sel abnormal. Jenis obat yang digunakan antara lain:
- Bleomycin
- Fluorouracil
- Doxorubicin
- Tamoxifen
- Tacrolimus
- Imiquimod
Kesimpulan
Keratoakantoma memang termasuk tumor jinak, tetapi karena bentuknya mirip kanker kulit, pemeriksaan dokter sangat penting untuk memastikan diagnosis. Penanganan dini tidak hanya mencegah komplikasi, tetapi juga membantu mempercepat proses penyembuhan dan meminimalkan bekas luka. Jika Anda menemukan benjolan mencurigakan pada kulit, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga : Penyebab dan Pengobatan Cantengan




