Skabies, atau yang lebih dikenal dengan sebutan kudis, adalah penyakit kulit yang sangat menular dan disebabkan oleh infestasi tungau mikroskopis bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali ke dalam lapisan kulit terluar dan bertelur, yang kemudian memicu respons alergi dari tubuh dan menyebabkan rasa gatal hebat serta ruam.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dari berbagai usia, ras, dan status sosial ekonomi. Kudis umumnya menyebar di tempat-tempat dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti asrama, sekolah, pondok pesantren, dan panti jompo.

Bagaimana Skabies Menular?
Penularan skabies dapat terjadi melalui dua cara utama:
- Melalui kontak langsung seperti kontak kulit-ke-kulit yang intens dan dalam waktu lama, misalnya saat tidur bersama atau berhubungan seksual.
- Melalui kontak tidak langsung seperti berbagi barang-barang pribadi yang terkontaminasi tungau, seperti pakaian, handuk, sprei, atau selimut. Tungau skabies dapat bertahan hidup beberapa hari di luar kulit manusia.
Gejala Utama Skabies
Gejala skabies biasanya muncul 4–6 minggu setelah paparan pertama. Gejala utamanya meliputi:
- Gatal yang sangat intens: Gatal ini akan terasa semakin parah, terutama pada malam hari, dan dapat mengganggu tidur
- Ruam kemerahan: Ruam ini berupa bintik-bintik kecil seperti jerawat, lepuhan, atau garis-garis halus yang menunjukkan liang tempat tungau menggali.
- Luka akibat garukan: Garukan yang terus-menerus dapat menimbulkan luka pada kulit dan berisiko terinfeksi bakteri.
- Area yang sering terkena: Kudis biasanya muncul di area kulit yang tipis dan lembut, seperti sela-sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, serta area sekitar selangkangan dan alat kelamin.
Pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi skabies berkrusta atau kudis Norwegia, di mana kerak tebal terbentuk di kulit akibat jumlah tungau yang sangat banyak. Kondisi ini sangat menular dan memerlukan penanganan khusus.
Baca Juga : Jenis-Jenis Penyakit Kulit
Pengobatan Skabies
Penyakit kudis tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Pengobatan biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan berikut:
- Obat oles (topikal): Dokter akan meresepkan krim atau losion, seperti Permetrin 5%, yang dioleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah.
- Obat minum (oral): Pada kasus tertentu, terutama skabies berkrusta, dokter mungkin akan memberikan obat minum seperti Ivermectin.
Selain pengobatan medis, seluruh anggota keluarga atau orang yang memiliki kontak dekat dengan penderita harus diobati secara bersamaan.
Cara Mencegah Penularan Skabies
Untuk memutus rantai penularan dan mencegah kambuhnya kudis, lakukan langkah-langkah berikut:
- Bersihkan lingkungan: Cuci semua pakaian, handuk, dan sprei yang digunakan dengan air panas (setidaknya 60°C).
- Vakum perabotan: Sedot debu pada karpet, kasur, dan perabotan berlapis kain.
- Hindari berbagi barang pribadi: Jangan pernah berbagi pakaian, handuk, atau alat mandi dengan orang lain.
- Hindari kontak fisik: Batasi kontak langsung dengan orang yang terinfeksi hingga pengobatan selesai.
- Perawatan kebersihan diri: Mandi secara rutin dan menjaga kebersihan diri dengan baik.
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, serta didukung oleh langkah pencegahan yang efektif, skabies dapat diatasi dan penyebarannya bisa dicegah. Penanganan skabies yang tidak tuntas bisa menyebabkan penularan yang berulang. Untuk memastikan seluruh keluarga aman dan mendapatkan pengobatan yang efektif, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kulit di Alifah Clinic. Ambil langkah pasti untuk kulit yang lebih sehat sekarang.
Baca Juga : Klinik Spesialis Kulit di Karawang