Banyak orang masih bingung mengenai perbedaan SpKK (Spesialis Kulit dan Kelamin) dan SpDV (Spesialis Dermatologi dan Venereologi). Kedua gelar ini sebenarnya merujuk pada bidang yang sama, yaitu ilmu penyakit kulit, rambut, kuku, dan kelamin. Namun, perbedaan utamanya terletak pada nomenklatur atau penamaan gelar.
Apa Itu SpKK?
SpKK adalah singkatan dari Spesialis Kulit dan Kelamin. Gelar ini sudah lama digunakan di Indonesia sebagai sebutan bagi dokter yang menempuh pendidikan spesialisasi di bidang penyakit kulit dan kelamin.
Seorang dokter SpKK mampu menangani berbagai keluhan medis seperti jerawat, eksim, psoriasis, hingga infeksi jamur. Tidak hanya itu, mereka juga ahli dalam menangani penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, dan HIV.
Selain bidang medis, dokter SpKK juga terlatih dalam prosedur dermatologi estetika seperti laser, chemical peeling, filler, hingga perawatan anti-aging. Karena itu, masyarakat sering mengunjungi SpKK tidak hanya untuk pengobatan, tetapi juga untuk perawatan kecantikan kulit.
Apa Itu SpDV?
Sementara itu, SpDV adalah singkatan dari Spesialis Dermatologi dan Venereologi. Gelar ini merupakan nomenklatur terbaru yang digunakan di Indonesia, sesuai dengan standar internasional kedokteran.
Istilah “Dermatologi” mengacu pada cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan “Venereologi” adalah cabang ilmu yang mempelajari penyakit menular seksual.
Dengan nama baru ini, bidang spesialisasi terlihat lebih profesional dan selaras dengan istilah global. Jadi, jika Anda menemukan dokter dengan gelar SpDV, itu sama saja dengan SpKK, hanya berbeda pada istilah penyebutannya.
Baca Juga : Kenali Gejala Tinea Cruris
Perbedaan SpKK dan SpDV
Banyak yang mengira SpKK dan SpDV adalah dua bidang yang berbeda. Padahal, secara kompetensi medis tidak ada perbedaan. Keduanya mempelajari hal yang sama dan menangani kasus yang sama pula.
Dokter SpKK maupun SpDV sama-sama menangani:
- Penyakit kulit seperti jerawat, eksim, dermatitis, psoriasis, atau infeksi jamur.
- Masalah rambut seperti kerontokan, ketombe parah, hingga kebotakan.
- Kelainan kuku termasuk jamur kuku atau onikomikosis.
- Penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore, atau herpes genital.
- Perawatan kulit estetika untuk kecantikan dan anti-aging.
Ringkasan Perbedaan
- SpKK → Istilah lama (Spesialis Kulit dan Kelamin).
- SpDV → Istilah baru (Spesialis Dermatologi dan Venereologi).
- Kompetensi medis dan kewenangan tetap sama.
Kapan Harus Konsultasi ke SpKK atau SpDV?
Banyak orang hanya pergi ke dokter kulit saat mengalami jerawat. Padahal, cakupan kerja seorang SpKK/SpDV jauh lebih luas. Anda sebaiknya mempertimbangkan konsultasi jika mengalami hal berikut:
- Masalah kulit seperti alergi, ruam, flek hitam, atau infeksi jamur.
- Gangguan rambut termasuk kerontokan berlebihan, kebotakan, atau ketombe kronis.
- Kelainan kuku seperti kuku rapuh, menebal, atau terinfeksi jamur.
- Penyakit menular seksual yang menimbulkan luka, gatal, atau keputihan abnormal.
- Perawatan estetika seperti anti-aging, perawatan wajah, atau prosedur laser.
Konsultasi sejak dini penting agar penyakit tidak berkembang menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani.
Baca Juga : Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin di Karawang
Kesimpulan
Secara sederhana, SpKK dan SpDV adalah gelar yang sama untuk dokter spesialis kulit dan kelamin. Bedanya, SpKK adalah istilah lama, sementara SpDV adalah istilah baru yang lebih selaras dengan standar internasional.
Jadi, jika Anda melihat dokter dengan gelar SpKK atau SpDV, jangan bingung. Keduanya memiliki kompetensi yang sama dalam menangani berbagai masalah kulit, rambut, kuku, maupun penyakit kelamin.