Kusta atau lepra adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, mata, serta saluran pernapasan bagian atas. Gejalanya seringkali tidak langsung terlihat, bahkan pada beberapa kasus baru muncul setelah 20–30 tahun sejak bakteri pertama kali masuk ke dalam tubuh.
Gejala Kusta
Pada tahap awal, gejala kusta cenderung samar dan sulit dikenali. Namun, seiring berkembangnya penyakit, penderita dapat mengalami berbagai keluhan.
Gejala utama kusta antara lain berupa mati rasa pada kulit, termasuk hilangnya kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, maupun rasa sakit. Selain itu, penderita juga dapat mengalami lesi berwarna pucat atau lebih terang dari kulit sekitarnya, kulit menebal, serta tidak berkeringat (anhidrosis).
Luka yang muncul sering kali tidak menimbulkan rasa sakit karena saraf sudah terganggu. Pembesaran saraf biasanya terjadi di daerah siku dan lutut, disertai dengan kelemahan otot, terutama pada tangan dan kaki.
Gejala lainnya meliputi kehilangan alis dan bulu mata, mata kering hingga jarang berkedip, serta masalah pada hidung seperti mimisan, hidung tersumbat, bahkan hilangnya tulang hidung.
Baca Juga : Kenali Gejala Liserasi
Jenis-Jenis Kusta Berdasarkan Gejala
Berdasarkan tingkat keparahan dan gejala yang muncul, kusta dibedakan menjadi enam jenis utama.
Intermediate Leprosy
Ditandai dengan adanya beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari kulit sekitarnya. Pada sebagian kasus, lesi ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Tuberculoid Leprosy
Penderita mengalami beberapa lesi datar yang kadang berukuran besar, disertai mati rasa dan pembesaran saraf.
Borderline Tuberculoid Leprosy
Jenis ini ditandai dengan lesi berukuran lebih kecil namun jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan tuberculoid leprosy.
Mid-Borderline Leprosy
Gejala berupa banyak lesi kemerahan yang tersebar secara acak dan asimetris. Penderita juga mengalami mati rasa serta pembengkakan kelenjar getah bening setempat.
Borderline Lepromatous Leprosy
Ditandai dengan jumlah lesi yang banyak, berbentuk datar, benjolan, nodul, dan terkadang mati rasa.
Lepromatous Leprosy
Jenis paling berat, dengan lesi yang menyebar secara simetris. Lesi biasanya mengandung banyak bakteri, disertai kerontokan rambut, gangguan saraf, serta kelemahan pada anggota gerak.
Pengobatan Kusta
Pengobatan kusta membutuhkan kombinasi obat-obatan dalam jangka panjang. Tujuannya adalah membunuh bakteri penyebab serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Beberapa terapi yang digunakan antara lain:
- Tablet Neurosanbe: 1×1 per hari.
- Tablet Nomika 100 mg: 1 tablet per bulan.
- Tablet Ofloxacin 400 mg: 1 tablet per bulan.
- Tablet Rifampicin 600 mg: 1 tablet per bulan.
Kombinasi obat ini harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter agar hasil pengobatan maksimal.
Kesimpulan
Kusta adalah penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar. Gejalanya sering kali muncul secara perlahan dan berbeda pada setiap jenis kusta. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan saraf permanen dan disabilitas.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti lesi kulit yang mati rasa, luka yang tidak terasa sakit, atau pembesaran saraf, segera konsultasikan dengan tenaga medis agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga : Bedanya SpKK dan SpDV